Belaskasihan dan bukan persembahan

Renungan

Hari ini Gereja kita merayakan Peringatan wajib Santo Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja.
Bacaan Injil hari ini berbicara kepada kita tentang murid-murid Yesus yang ditegur oleh orang-orang Farisi karena memetik bulir gandum pada hari Sabat. Mereka mencela Yesus dan berkata: โ€œLihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.โ€ Dalam hukum Sabat orang tidak boleh bekerja, menggembalakan ternak, bercocok tanam. Orang-orang Farisi mengira bahwa Murid-Murid Yesus sedang menuai gandum. Pikir orang-orang Farisi tentu mereka melanggar hukum Sabat. Lantas mengapa Yesus membela murid-muridNya yang melanggar hukum Sabat ?
Pertama: karena para murid kelaparan. Kedua, mengapa orang-orang Farisi ada diladang gandum ?
Jangan-jangan mereka berlaku munafik, mencela orang sementara mereka sendiri melakukan hal yang sama. Ketiga, yang ada di sini adalah melebihi Bait Allah dan Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat.
Artinya kehadiran Yesus adalah untuk menyempurnakan hukum Taurat dan hari Sabat. Saudara/saudari Firman Tuhan hari ini mengajarkan sekurang-kurangnya 3 hal; pertama jangan terlalu cepat menghakimi dan menilai org lain. Kedua, janganlah kita berlaku seperti orang munafik, ketiga; Yesus menghendaki agar kita saling menaruh belaskasih. Ketaatan buta terhadap hukum/peraturan hanya membuat manusia gelap mata dan menjadi pribadi yang legalis dan bukan humanis. Kita harus berbelas kasih kepada sesama, tidak munafik dan tidak mudah menghakimi org lain. Sudahkah kita melaksanakannya?
Selamat pagi suster, bapak/ibu, OMK dan teman-teman semua.
Selamat beraktivitas St Bonaventura, doakanlah kami ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™


Salam,


RD. Wilfridus Patrisius Nong Yodi