Kisah Injil hari ini adalah kelanjutan dari kisah panggilan dan perutusan dalam bacaan kemarin.
Setiap orang yang dipanggil harus siap untuk diutus. Saya mengajak kita untuk merenungkan tiga hal ini: berbagi rahmat, tidak boleh membawa apapun, dan memberi salam. Ketiga hal ini memiliki kaitan yang erat satu sama lain. Yesus meminta para murid untuk berbagi berkat, berbagi rahmat yang telah mereka peroleh. Rahmat yang cuma-cuma harus dibagi pula dengan cuma-cuma. Para murid telah mengalami kelimpahan rahmat, kelimpahan suka cita ketika berada bersama dengan Yesus. Sukacita itu hendaknya diwartakan, sukacita karena mereka membawa wajah Tuhan dan menunjukkannya kepada orang lain, sukacita karena para murid diijinkan untuk menjadi penyalur rahmat Tuhan. Itulah sebabnya Yesus minta untuk tidak membawa apapun juga dalam tugas perutusan mereka. Tidak membawa apapun supaya para murid mengandalkan Tuhan, percaya bahwa Tuhan menjamin segala keperluan dalam tugas perutusan. Dan supaya barang-barang itu jangan menghalangi para murid dalam tugasnya yang utama mewartakan kerajaan Allah. Setiap tawaran rahmat dari Tuhan yang mendapat tempat di hati orang tentu akan mendatangkan damai dan damai itu akan senantiasa tinggal di dalam hati. Karena damai itu bersumber dari rahmat Tuhan yang berlimpah.
Pertanyaan refleksi untuk kita sekalian, apakah kehadiran kita sebagai seorang murid Kristus telah menghadirkan damai untuk orang lain? Apakah kita telah menampakan wajah Tuhan yang penuh berkat dan rahmat dalam sikap, dalam pelayanan, dalam keluarga dan di mana saja kita berada?
Selamat pagi suster, bapak/ibu, OMK dan teman-teman semua.
Selamat beraktivitas Tuhan memberkati 🙏🙏🙏
Salam,
RD.Wilfridus Patrisius Nong Yodi