Doa adalah ungkapan kerinduan akan Allah

Renungan

Dalam Firman hari ini, Yesus mengajarkan sebuah doa yang luar biasa yang kita kenal dengan nama Doa Bapa Kami. Yesus menyampaikan bahwa berdoa janganlah bertele-tele. Bertele-tele artinya melantur, bicara yang tidak jelas ujung pangkalnya. Doa yang demikian menjadi hambar, menjadi kering karena hanya sekedar mengumbar kata-kata tanpa makna. Doa itu sejatinya adalah relasi kita dengan Tuhan. Hubungan kita yang hangat dengn Allah. Jadi yg seharusnya terjadi dalam doa adalah komunikasi, Wawan hati, intimitas dalam hubungan yang mendalam dengan Tuhan. Dalam doa Bapa Kami terdapat tiga keutamaan: pertama, pujian. Kedua, permohonan dan yg ketiga, pengampunan. Dalam doa Bapa Kami, pujian termaktub dalam ungkapan: “Bapa Kami yg ada di surga, dimuliakan lah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga. Ungkapan permohonan, dengan mengatakan: berilah kami rejeki pada hari ini, dan janganlah masukan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dri yang jahat. Dan terakhir bagian Pengampunan, dikatakan: ampunilah segala dosa kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Saudara/i doa adalah ungkapan kerinduan kita akan Allah. Doa bukanlah kewajiban. Doa adalah napas hidup kita. Maka doa bukan sekedar hafalan namun doa haruslah meresap dan keluar dari kedalaman hati kita sebagai ungkapan kerinduan kita akan Allah. Sudahkah kita berdoa sebagai ungkapan kerinduan kita akan Allah?
Selamat pagi suster, bapak/ibu, OMK dan teman-teman semua. Selamat beraktivitas Tuhan memberkati 🙏🙏🙏


Salam,

RD. Wilfridus Patrisius Nong Yodi