Dalam Injil hari ini Yesus menegaskan bahwa ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat,
tetapi untuk menggenapinya. Bahkan secara keras Yesus menegaskan bahwa barang siapa meniadakan salah satu perintah Taurat, sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan demikian kepada orang lain, menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Surga. Bagi Yesus, Hukum Taurat tidak memiliki arti apa-apa jika hanya dipandang sebagai peraturan keagamaan semata. Yesus menggarisbawahi bahwa yang terpenting bukan soal menjaga Kemurnian, ajaran Taurat, tetapi bagaimana Taurat itu dijalankan dan dihayati dalam hidup setiap hari. Taurat akan bermakna ketika perilaku dan sikap hidup benar-benar dijiwai olehnya. Dengan demikian, Taurat menjadi inspirasi yang menuntun orang kepada kebaikan dan menjadi sumber moral dalam bertindak dan berbuat apa pun dalam hidupnya.
Orang yang demikian, menurut Yesus, akan menduduki tempat tertinggi dalam Kerajaan Surga. Bagaimana dengan peraturan-peraturan hukum yang ada di rumah, di keluarga, KBG, wilayah, paroki, komunitas-komunitas, tempat kerja apakah semua itu hanya berupa aturan-aturan yang tertulis dengan bahasa yang bagus dan nasehat-nasehat bijak?
Ataukah peraturan itu sudah dilaksanakan dalam hidup sehari-hari? Apakah cinta kasih mewarnai kita dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang ada?
Selamat pagi suster, bapak/ibu, OMK dan teman-teman semua.
Selamat beraktivitas Tuhan memberkati 🙏🙏
Salam,
RD. Wilfridus Patrisius Nong Yodi